Bagi para pejuang hubungan jarak jauh atau LDR Long Distance Relationship, jarak tentu menjadi ujian utama dalam sebuah hubungan. Adanya keterbatasan jarak akan menghalangi dua insan untuk saling bertemu, sehingga bisa memunculkan rasa rindu yang mendalam. Untuk itu, dibutuhkan komunikasi yang baik dan saling memahami satu sama lain, agar hubungan tetap bisa berjalan langgeng dalam waktu yang lama. Sebagai alternatif, para pasangan LDR biasanya sering menulis kata-kata puitis sebagai ungkapan kerinduan untuk pasangannya yang jauh di sana. Bagi kamu yang kini tengah menjalani hubungan jarak jauh, yuk intip kumpulan puisi rindu untuk orang terkasih berikut ini. Kumpulan Puisi untuk Pacar yang Sedang LDR 1. Puisi “Kelebat” – Adimas Immanuel Kita memang tidak bisa menyiasati pertemuan Usia bisa menggambar pelukan demi pelukan Tanpa bingung mempertegar lekuk bayangan Tiap hari segera padam dan kepastian melesat Memiuh-miuh nasib kita sepasang anak burung yang kedinginan mengenali bahaya Kita memang tak bisa mengekalkan perjumpaan Ingatan bisa menggambar kecupan demi kecupan 2. Puisi “Jangan Pernah Bunuh Rindu” – Norman Adi Satria Aku akan selalu mengenang momen-momen ketidakbersamaan kita yaitu ketika kita mencoba berjuang mengatasi jarak tanpa membunuh rindu Karena rindu pun punya sanak family yang bila satu di antaranya dibunuh akan hadir berjuta membalaskan kesumat menggempur kita hingga terkapar tak lagi dipuaskan bayang di balik layar 3. Puisi “Telepon Kaleng Susu” – Anonim Aku di sini, memegang ujung tali dan menelusuri Kau di sana, memegang ujung satunya dan mengawasi Regangkan! Usah berputar tak tentu kau akan terlibat dan kita memang saling melibat Rentangkan! Agar terdengar suara maka kita bisa saling berbicara 4. Puisi “Slide Kenangan” – Anonim Bukankah kubilang, aku selalu merindu? Pada harum tubuh, cerita lucu, dan renyah tawa suaramu Aku selalu menyimpan, potongan kecil semua kenangan untuk kuputar berulang-ulang hingga kau kembali datang 5. Puisi “Tanpa Kamu” - Anonim Tanpamu, hari-hariku terasa takkan pernah berakhir Tanpamu, malamku terasa sendiri Semuanya tampak begitu sepi Hanya denganmu, aku tahu aku baik-baik saja Momen bersamamu seolah membekukan waktu kita Ketika aku bersamamu, Aku merasa takkan ada apapun di dunia ini yang bisa memisahkan kita Aku merasa bahwa aku akan mencintaimu selamanya Tanpamu, tidak ada yang abadi 6. Puisi “Kau dan Jarak” – Norman Adi Satria Aku telah jadi penghambat di antara kau dan jarak Tetapi berikutnya kau berteriak dilarang rintangi jarak itu! diamkan beliau ada antara kita! Jarak itu juga semakin melebar semakin tidak terarah Bahkan juga sekarang kau sudah lebih jauh dari sekadar pergi 7. Puisi “Sepanjang Jarak” – Anonim Khayalan mengurai parasmu Dalam haru yang telanjur pilu Karena debur rindu terlalu beku Sepanjang kilometer Angin sapu bayangmu Makara butir abu yang tampak kelabu Karena hati terlalu angkuh Sepanjang kilometer Dalam desau yang di dengar parau, Aku menceracau Itulah beberapa kumpulan puisi cinta LDR yang bisa membantumu mengungkapkan perasaan rindu pada sang kekasih, jadi yang manakah puisi favoritmu? Jika kamu tertarik untuk menulis puisi cinta sendiri, dan masih membutuhkan beberapa referensi, kamu bisa gunakan buku Keterampilan Membaca Laut karya Ama Achmad. Buku ini akan membuatmu ikut terbawa suasana pada setiap tulisan yang digambarkan oleh penulis, ditambah dengan gaya penulisan yang ciamik, buku puisi ini mampu membuat pembaca ikut merasa nelangsa. Tidak hanya puisi tentang laut seperti yang ada pada judulnya, buku ini juga membahas hal-hal lain yang berkaitan dengan perasaan manusia, seperti kesepian, kecewa, rindu, serta cinta yang dibalut dengan harapan untuk bisa kembali hidup bersama orang tercinta. Tidak hanya rindu, pasangan yang tengah LDR biasanya juga sering dihinggapi perasaan galau yang sulit untuk diobati, sehingga banyak dari mereka yang kerap mengungkapkan kegalauannya melalui kutipan-kutipan singkat yang berbentuk seperti quotes. Sebagai referensi tambahan, kamu juga bisa gunakan buku Kita dalam Tumpukan Kata karya Sesakata, salah satu buku tipis yang bisa kamu baca dalam sekali duduk. Buku ini menyajikan beragam puisi dan kutipan bijak yang membahas soal cinta, kesepian, kehilangan, dan masih banyak lagi. Tak hanya sekadar membaca, penulis juga mengajakmu untuk ikut larut dalam setiap puisinya, dengan begitu kamu akan merasa kalau buku ini adalah teman berbagi cerita di tengah kegalauanmu saat merindukan si dia. Buat kamu yang tertarik, kedua buku ini bisa kamu dapatkan di Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya. Promo DiskonDanakan ku tanyakan padanya Tentang mencintai dari sebuah arti puisi Yang saat ini masih kucumbui.. Dzikir Rindu Gemuruh pantai itu Menyisahkan kasihmu padaku Dan ikan-ikan selalu mengkhawatirkanku Tentang rindu lupakan aku Jika kau tanya tentang cerita laut Kujawab,namamu yang seindah gelombang Jika kau tanya tentang lukisan pelangi Ilustrasi Puisi tentang Laut. Foto Unsplash/Joseph Puisi tentang Laut Ilustrasi Puisi tentang Laut. Foto Unsplash/Cristian Palmer Bebas kerajaanTeluk perlahan melebar ke lautMenaklukkan tanjungnya yang agung, mengacak-acak pantainyaMendiamkan pemecahnya menjadi kilau sunyiDan menyerahkan dirinya seutuhnya untuk selama-lamanyaKepada mimpi samudera yang tak dapat dikomunikasikanSiapa yang mengikuti? Apa penerbangan bersayap jauh jiwaMenolak gelombang menari dekatDan set dan beraniMengalahkan keluar dan keluar di luar kendali jinakKe dalam sapuan umur panjangCakrawala yang redup dan menakutkan di kedalaman?tidak melihat ke belakangDi pondok yang memudar dan kayu yang ramahHal-hal yang hangat dan cerah dan dipahami dengan penuh kasihHati sangat baik. Melemparkan diri kamu ke dalam kelupaanMenjadi sangat tuli, menjadi sangat butaDan tekan, tekan, tekanMelalui pemborosan udara yang keras dan tak terinjakMencari apa yang ada di sanaMilikmu untuk tidak mengatakanApa yang akan kamu temui di jalan misterius ini,Petir merah menerjang malam iblisLaut halus yang tertawa ke dalam cahayaMulut monster yang menganga menunggu muram Atau hanya limbah tandus dari semprotan ejekan menolak siapa yang masih mereka undangPulau-pulau manis dilingkari dan redupJuga tidak berani kamu rasakanDi sini, di hiruk-pikuk yang tak terbatasbahwa kamu kurang dari ituMeskipun tujuan goyah dan meskipun semangat berputarDengan luasnya air dan ketakutan akanketiadaan, dan meskipun jiwamu matiDan semua mati di atasmu dan di bawahDan dalam kehampaan yang dipenuhi kabut ke mana kau pergiMasih harus kamu tak terkalahkan, tenangMasih harus kamu bangga tahukamu hanya melintasi demesne kamu sendiriDan haruskah kita mencari selamanya melalui udara?Haruskah kita selamanya menanggungbeban kesepian yang mengerikan ini, ataukembali ke teluk sederhana yang kita dambakanKembali ke kenyamanan pondok yang indah?Ya, rekan, ya?Siapa pun yang mengambil jalan iniDalam bahaya rasa malu yang panas dan murka yang dicap Tidak boleh berbalik, Di atas jalur yang samar, tak berujung, mulia, Apa pun yang dimiliki yang pernah merasakan sapuan laut, tidak akan pernah lagi berani mengenal batas-batas pantaiTapi tekan, tekan, tekanLautan, lebih kuat dari daratanSengaja, bergejolak, dan liarMaukah kamu mencintai seorang anak kecilDan mencium tangannya?Lautan, saat aku bermain denganmuDeburan ombak yang indah lembut dan biruTapi pelaut yang telah berlayarmemberitahumu jangan selalu bermainJauh kamu melemparkan kapal-kapal besar yang besarSama seperti serpihan kayu kecilKatakan padaku, karena aku ingin tahuMengapa kamu bertindak begitu?Lautan lebih kuat dari daratanSepele, riuh, dan liarMaukah kamu mencintai seorang anak kecilDan mencium tangannya?Angin laut yang tak lekang oleh waktuangin laut malamkamu datang bukan untuk siapa-siapa;jika seseorang harus bangundia harus siapbagaimana untuk bertahan hidup kamuAngin laut yang tak lekang oleh waktubahwa selama ribuan tahun memilikibatu kuno yang ditiupkamu adalah ruang paling murnidatang dari jauh…Oh, betapa berbuahnyapohon ara merasakan kedatanganmutinggi di bawah sinar bulanLaut tenang malam iniAir pasang penuh, bulan terhampar indahDi atas selat; - di pantai Prancis cahayaBersinar dan hilang; tebing-tebing Inggris berdiriBerkilauan dan luas, di teluk yang tenangDatanglah ke jendela, manisnya udara malamHanya, dari garis panjang semprotanDi mana laut bertemu dengan tanah yang pucat pasiDengar! kamu mendengar raungankerikil-kerikil yang ditarik ombak, dan dilemparSaat kembali, menaiki untaian tinggiMulai, dan berhenti, dan kemudian mulai lagiDengan irama gemetar lambat, dan membawaCatatan kesedihan abadi masuk
Akanbertemu rindu yang menarinari jadi seekor puisi. Melawan dengan pasukan puisi. Pasar Malam. Malam ini kamarku jadi pasar. Sajak Tentang Sepasang Kekasih Yang Diilhami Mata Kuliah Hidrologi. Laut selalu beriak senang saat sungai. membawa tetestetes rindu hujan yang.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Aku toleransi ketidakhadiran mu saat aku rindu dengan dirimuKarena sudah selayaknya aku yang lebih bisa ikhlas seperti dirimuMeskipun kita pernah bersama dan akhirnya saling meninggalkan Bukan berarti kita saling mengacuhkan bahkan saling melupakan Dari perpisahan yang akhirnya berbuah kerinduan atas kehadiran satu sama lainYang mungkin juga pernah kamu rasakanHanya saja berbeda dengan mu yang menjawab semua kerinduan ini dengan diam Sementara aku tidak sekuat ituAku masih butuh ada nya dirimu untuk menebus rindu 1 2 3 4 Lihat Puisi Selengkapnya f3fRa. 462 13 280 361 370 332 238 70 499