7pukulan jarak jauh atau dekat. 8 sehebat apapun ilmu musuh akan lebur dihadapan ilmu ini. 9 kecukupan, terpenuhi, terpelihara. 10 pengasihan menyeluruh. 11 pelarisan apapun. 12 terhindar dari segala musuh. 13 menghilang dari pandangan musuh. 14 menghilangkan bisa binatang buas dan luka. 15 kandungan melekat bisa dinormalkan. Oleh MA. Zuhurul Fuqohak, Rogo sukmo adalah istilah untuk ilmu kanuragan Jawa Kuno yang berarti seseorang bisa melepaskan nyawa dari raganya. Nanti nyawa akan mengembara dan bisa saja masuk di benda atau tubuh orang lain yang sedang nggrogo sukmo juga. Hanya saja, tubuh asli raga dari orang yang mempraktekkan rogo sukmo akan diam tidak bergerak seperti halnya saat semedi Suparyakir, 2005 7. Terlepas dari hukum dan sumber ilmu ini, sebenarnya banyak juga kejadian supranatural dalam Islam yang prakteknya hampir atau seirama dengan model raga sukma. Semisal saja, ada cerita tentang Abu Yazid al-Busthami yang suatu hari, ruhnya mengembara ke alam sana untuk berdialog dengan Tuhan. Inti cerita, ia berkata, "Wahai Tuhan, siapakah nanti temanku di surga?" Lalu dijawab bahwa temannya itu orang yang berada di pasar karena baik akhlaknya ِAhmad Farid al-Maziidi, Abu Yazid Tarjamatuhu wa Hayatuhu, 2004 65. Ada lagi cerita bahwa Umar bin Khattab ra. suatu hari berkhutbah di atas mimbar Jumat. Lalu, dia tiba-tiba menjerit keras dengan mengatakan "Sariyah pasukaaan... al-jabal al-jabal naiklah ke bukit, naiklah ke bukit... Para jamaah bingung. Ternyata Umar sedang mengomando pasukan perang yang sedang kewalahan menghadapi musuh Ar-Razi, Mafaatihul Ghoib, 2006 13/156. Syekh Ibrahim al-Baijuri pernah mendiskusikan permasalahan bahwa jika ada seseorang meninggal dunia mati suri lalu hidup kembali bagaimana sikap kita sebagai sesama muslim? Maka, beliau menawarkan dua pendapat yang pertama menyebut tidak wajib memandikan lagi dan menshalatinya. Karena az-zail al-'aid kal ladzi lam ya'ud orang hilang -mati- lalu kembali lagi -hidup- itu seperti orang yang tidak pernah kembali. Jawaban ini yang dianggapnya kuat. Sedangkan pendapat kedua sebaliknya dan dianggap lemah Al-Baijuri, 2001 1/79. Apakah ilmu ini mustahil? Jawabannya ini adalah kenyataan. Bagaimana logis-akal menerimanya? Orang bisa melepaskan ruhnya kok bisa kembali lagi. Jawabannya adalah Tuhan swt. memberikan gambaran tidur kepada kita. Dengan tidur, maka kita merasakan nyawa mengembara tanpa dengan jasad dan tubuh kita. Hanya saja, itu sebentar dan dikembalikan lagi olehNya. Namun, ada mereka yang tertidur lama sekali. Bahkan disebut Tuhan sampai 309 tahun lamanya. Dan tubuh mereka baik-baik saja. Anehnya, tubuh mereka tetap sehat, bugar dan muda. Tidak ada tanda-tanda sakit pada diri mereka. Mereka berjumlah delapan orang dengan anjing mereka. Namanya adalah Maksalmina, Tamlikha, Marthunis, Dzu Nawanis, Saryulis, Nainuwis, Falyastathyunis dan Qithmir. Atau yang lebih terkenal disebut dengan Ashabul Kahfi As-Suyuhti, 1999 12/34. Ada kebiasaan unik dari Abah Rois Yahya. Beliau sering kali menulis nama-nama Ashabul Kahfi itu didinding-dinding rumah dengan jelas dan besar. Ternyata setelah kami telusuri ada di kitab Ash-Showi syarah Tafsir Jalalain bahwa siapa pun yang menjaga hafal atau pun menulis tulisan mereka di rumah, maka rumah itu akan dijaga Allah dari gempa, angin, pencurian dan hal-hal negatif lainnya As-Shawi, 2009 2/160. Apakah para Ashabul Kahfi merogo-sukmo sehingga ruh mereka bisa kembali lagi? Wallahu a'lam, Yang jelas itu adalah cerita-cerita indah non-logis yang dihadirkan al-Qur'an untuk mengajari agar kita menghargai cerita para orang tua. Atau legenda dan cerita rakyat. Asalkan tidak mengganggu akidah dan keyakinan kita, setidaknya ada pelajaran di setiap cerita indah mereka.. KAMPUSWONG ALUS Ilmu Hikmah Rijalul Ghaib Amalan ini berguna untuk bertemu dan bersahabat dengan Wali Khalifah masa RAJAH KALACHAKRA (MOMENT-EMPOWERMENT ) (rajah ini konon Pelatihan program pribadi mahar1,5juta bonus tasbeh 1001karomah rijalul ghoib para wali hasiat trawangan meragasukma tarik pusak pengobatan dls Madan) dan Bila perlu
ï»żHingga era modern pada saat ini, Masyarakat Indonesia masih tak lepas dari yang namanya ilmu kanuragan dengan sejuta misteri di baliknya. Tak hanya bernuansa magis, beberapa dari kekuatan tak kasat mata’ tersebut, masih banyak dipraktekkan. Terutama oleh mereka yang sering menjalani laku olah kebatinan tradisional. Salah satunya yang terkenal adalah ilmu rogo sukmo alias melepas nyawa dari jasad fisik. Tak hanya digunakan untuk tujuan melihat alam ghaib, ilmu ini juga sering digunakan untuk tujuan yang positif seperti yang dilakukan oleh para walisongo di zaman dulu. Meski termasuk salah satu lelaku spiritual tingkat tinggi, fenomena rogo sukmo ini juga dapat dilihat dari sisi ilmiah dengan pendekatan ilmu pengetahuan dan sains. Seperti apa fenomena yang menakjubkan dari ilmu kesaktian yang satu ini? Simak ulasan berikut. Apa itu rogo sukmo Ilustrasi ilmu rogo sukmo [sumber gambar]Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, ajian sakti yang satu ini juga disebut sebagai raga sukma atau memisahkan ruh dari jasad fisiknya. Rogo Sukmo biasa ditemui di tanah Jawa yang memang masih kental dengan pengaruh klenik yang berhubungan dengan dunia gaib. Mesk begitu, tak sembarang orang bisa melakukannya. Rogo sukmo sendiri biasa dilakukan sebagai sarana meditasi untuk menenangkan jiwa. Tak jarang, banyak yang gagal di tengah jalan lantaran mempunyai niat jahat ketika hendak mengamalkan ilmu kanuragan tingkat tinggi ini. Tertarik mencoba Saboom? Manfaat ilmu rogo sukmo Ilustrasi rogo sukmo sebagai sarana meditasi [sumber gambar]Selain sebagai sarana meditasi, Ilmu rogo sukmo ini bisa digunakan untuk tujuan yang positif. Contohnya adalah sebuah kisah tentang Presiden pertama RI, Ir. Soekarno yang cukup terkenal. Dikisahkan, ia pernah memecah dirinya menjadi dua wujud yang serupa ketika terjadi percobaan penembakan pada saat momen shalat idul Adha oleh anggota DI/TII. Ilmu semacam itu dipercaya sebagai ajian rogo sukmo tingkat tinggi yang digunakan untuk pertahanan diri. Bahkan, sang penembak sempat mengaku melihat bayangan Presiden Sukarno menjadi kembar dua. Alhasil, sang Presiden pun berhasil lolos dari maut. Ritual yang sering dilakukan untuk menjalankan rilmu rogo sukmo Ilustrasi syarat menjalankan rogo sukmo [sumber gambar]Biasanya, mereka yang hendak melakukan ajian ini haruslah berhati bersih dan jauh dari keinginan duniawi. Jika syarat utama terpenuhi, barulah dilanjutkan dengan teknik olah pernapasan dengan posisi duduk bersila maupun tidur. Sembari menyatukan hati dan pikiran, mereka yang sukses biasanya bisa langsung melihat dirinya sendiri yang sedang dalam kondisi bersemadi. Pada saat itulah, sukmanya telah berhasil keluar dari raga fisik dan siap untuk menembus dimensi alam gaib. Ngeri banget ya Saboom. Fakta ilmiah dari ilmu rogo sukmo dari sudut pandang ilmu pengetahuan Ilmu rogo sukmo dalam pandangan ilmu pengetahuan [sumber gambar]Menurut ilmuwan syaraf dari Aix-Marseille Universite yang dipimpin oleh Christophe Lopez dan kontributor lain Maya Elziere, ada penjelasan secara ilmiah di balik fenomena ruh keluar dari jasadnya tersebut. Hal ini diamati dari 210 pasien yang mengalami pusing akibat ketidak sesuaian antara visual dan vestibular. Ditengarai, mereka ini merupakan penderita depresi yang menimbulkan perasaan depersonalisasi. Inilah yang menjadi pendorong bagi mereka seolah merasakan ruhnya keluar dari tubuh dan menjelajah alam lain. Penelitian lain yang dipublikasikan oleh Frontiers of Human Neuroscience mengatakan, hal ini merupakan jenis halusinasi spesifik yang dipicu oleh mekanisme neurologis tertentu. Terlepas dari benar atau tidaknya fenomena dari ilmu rogo sukmo ini, semua kembali kepada kepercayaan masing-masing. Segala hal yang terjadi di dunia ini, bisa jadi merupakan sebuah pertanda atas besarnya kuasa Tuhan atau merupakan kejadian ilmiah biasa yang jarang kita sadari. Bagaimana menurutmu Saboom?
Santettak bisa dilakukan dengan sembarangan, ilmu ini harus dilakukan oleh mereka yang dianggap sebagai 'orang pintar' atau dukun dengan berbagai syarat Mbah Marjono adalah seorang dukun kondang di daerah Jatim Namun, spesifik untuk SANTET dukun itu sendiri yang harus mendatangi korban secara sembunyi-sembunyi dan melakukan praktek dengan Ilustrasi Roh Keluar Dari Jasad. Sumber Dok Vaniti FairPernah nonton film 'Doctor Strange'? ketika dirinya pertama kali bertemu The Ancient One dan merendahkan ilmu spiritual dan kejiwaan. The Ancient One langsung mendorong dada Strange dan mengeluarkan roh dokter muda itu dari lagi ke dunia nyata, film keluaran Marvel Studio itu hanya sebuah karya fiksi, tetapi perlu diketahui bahwa di Indonesia keyakinan mengeluarkan roh dari jasad ini sudah lama golongan di Indonesia menyebutnya dengan Raga Sukma. Meraga sukma dalam sistem keyakinan, digambarkan sebagai sebuah kondisi terpisahnya antara tubuh fisik dan sukma/roh manusia, tapi tidak seperti orang mati. Di mana tubuh fisik dalam kondisi tertidur. Proses meraga sukma bersifat sementara. Dalam kurun waktu tertentu. Dan sukma/roh pelaku dapat kembali ke tubuh fisiknya ketika sudah dianggap roh/sukma dari tubuh dilakukan untuk kepentingan tertentu, seperti di antaranya memasuki dimensi alam gaib tadi. Memasuki dimensi bangsa jin, siluman, alam barzah alam manusia yang sudah meninggal, atau ke tempat tertentu di dimensi meraga sukma banyak digunakan oleh pelaku untuk melakukan semacam perjalanan spiritual. Ada banyak istilah yang digunakan untuk fenomena tersebut. Seperti; ragasukma, ngrogo sukmo, dan rogo sukmo. Secara global meraga sukma dikenal dengan sebutan astral projection proyeksi astral.Di Indonesia, meraga sukma banyak berkembang dalam keilmuan spiritual Jawa kuno, malah menjadi semacam tradisi yang diisebut kejawen. Biasanya, untuk mencapai kemampuan meraga sukma, pelaku melakukan semacam ritual khusus, salah satunya latihan tradisi kejawen, meraga sukma bertujuan untuk menjumpai sedulur papat saudar empat dan kelima pancer. Sedulur papat kelima pancer ini, disebut sebagai entitas yang hidup di dimensi astral. Eksistensinya, muncul berbarengan dengan lahirnya manusia. Menjadi bagian dari kehidupan yang berfungsi sebagai roh pembimbing/penjaga. Bahkan jika terkoneksi dengan baik dengan kemampuan khusus, bisa diajak komunikasi. Meraga sukma disebut sebagai ilmu tingkat tinggi. Seseorang yang mampu melakukannya, akan memiliki legenda Jawa tokoh yang diceritakan menguasai ilmu tersebut banyak. Di antaranya yakni Sunan Kalijaga. Dan muridnya Ki Ageng Selo. Inilah yang kemudian membuat Ki Ageng Selo memiliki kemampuan tingkat tinggi berupa menaklukkan petir, dan ada banyak cerita lain terkait dengan meraga sukma.

Ilmughoib Nur muhammad ini sangat keramat keampuhanya bisa langsung di rasakan dan di tes langsung mutlak untuk keselamatan. Pegangan para jawara zaman ulama. Pada zaman sekarang uda tidak zamannya peperangan seperti zaman dulu akan tetapi zaman sekarang yang kita hadapi peperangan politik tanpa melakukan kemerasan aja bisa di hukum apalagi

ArticlePDF Available AbstractConcept of science in Islam has its own universal dimension, metaphysic and empiric, and diffenrent from sciences came from Western worldview which limited in empiric dimension. It will be in the case that the concept of science in Islam is one of integral part of Islamic worldview; so that it has its own characteristics differed from another concept of science in other civilizations. Science according to Islamic worldview is not only cover substance of knowledge, but becomes important element in civilization as well. Related to the important of position of science, number of scholar such as Ibnu Khaldun, Imam al Ghazali, or Syed Muhammad Naquib al-Attas gave several features of science to know which one has higher priority, to be associated with how the concept of science in Islam decided later. From the discussion offered by the scholars, it will be understood that science in Islam not only encompasses theology and law, but also there is a row of other sciences such as physics, biology, and so forth need to be studied. The acquisition method of each branch of sciences have their own approach, both of internal and external sense, khabar s}a>diq, and the third is intellect. A Muslim should solidly hold the Islamic tradition and not too impressed with the tradition of Western scholarly even it looks more attractive. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Vol. 13, No. 2, September 2015Konsep Ilmu dalam IslamAchmad Reza Hutama al-Faruqi* Universitas Darussalam UNIDA Gontor, PonorogoEmail hutamafaruqy of science in Islam has its own universal dimension, metaphysic and empiric,and diffenrent from sciences came from Western worldview which limited in empiricdimension. It will be in the case that the concept of science in Islam is one of integral partof Islamic worldview; so that it has its own characteristics differed from another conceptof science in other civilizations. Science according to Islamic worldview is not only coversubstance of knowledge, but becomes important element in civilization as well. Relatedto the important of position of science, number of scholar such as Ibnu Khaldun, Imam al-Ghazali, or Syed Muhammad Naquib al-Attas gave several features of science to knowwhich one has higher priority, to be associated with how the concept of science in Islamdecided later. From the discussion offered by the scholars, it will be understood thatscience in Islam not only encompasses theology and law, but also there is a row of othersciences such as physics, biology, and so forth need to be studied. The acquisition methodof each branch of sciences have their own approach, both of internal and external sense,khabar s}a>diq, and the third is intellect. A Muslim should solidly hold the Islamic traditionand not too impressed with the tradition of Western scholarly even it looks Science, Philosophy, Islam, Worldview, WestAbstrakKonsep Ilmu di dalam Islam memiliki dimensi yang universal, empirik dan metafisikyang berbeda dengan ilmu yang lahir dari pandangan hidup Barat yang hanya terbataspada area empirik. Konsep ilmu dalam Islam menjadi bagian integral dari worldviewatau pandangan hidup Islam, sehingga dirinya mempunyai ciri khas tersendiri yangmenjadikannya berbeda dengan konsep-konsep dalam peradaban lain. Ilmu menurutpandangan hidup Islam tidak hanya melingkupi substansi pengetahuan, namun jugamenjadi elemen penting dalam peradaban. Berkenaan dengan urgennya kedudukan ilmu,beberapa tokoh seperti Ibnu Khaldun, Imam al-Ghazali, ataupun Syed Muhammad Naquibal-Attas memberikan beberapa ciri dari klasifikasi ilmu untuk mendudukkan mana yanglebih memiliki prioritas, yang ke depannya terkait dengan bagaimana objek ilmu dalam* Program Pascasarjana UNIDA Gontor, Jl. Raya Siman 06, Ponorogo Jawa Timur63471. Phone +62 352483764, Facs. +62 352488182. Achmad Reza Hutama al-Faruqi224Jurnal KALIMAHIslam ditentukan. Dari penuturan tokoh-tokoh ini, dapat diketahui bahwa ilmu di dalamIslam tidak hanya meliputi ilmu-ilmu akidah dan syariah saja, namun juga ada sederetilmu-ilmu lain seperti ilmu fisika, biologi, dan lain sebagainya yang perlu pula perolehan masing-masing cabang ilmu ini memiliki pendekatan dan metodenya,baik dari berupa indra internal dan eksternal, khabar s}a>diq, dan intelek. Seorang Muslimselayaknya berpegang teguh kepada tradisi keilmuan Islam dan tidak silau dengan tradisikeilmuan Barat walaupun terlihat lebih Kunci Ilmu, Filsafat, Islam, Pandangan Hidup, BaratPendahuluanDiskursus mengenai ilmu di dalam dunia Islam merupakanprasyarat utama dalam memperoleh kebahagiaan, baikdi dunia maupun di akhi rat. Bisa dikatakan sebabkemunduran peradaban Islam saat ini adalah karena krisisnya ilmudalam tubuh Islam,1 dan bahaya paling hebat yang saat ini menimpakaum Muslimin adalah rusaknya hati dan rapuhnya iman akibatkesesatan yang berasal dari filsafat dan ilmu pengetahuan. Solusi satu-satunya untuk memperbaiki hati dan menyelamatkan iman adalahadanya cahaya dan bagaimana memperlihatkan cahaya yang dimaksud adalah jalan dakwah yang membangkitkankeimanan dan beribadah dengan naungan rida Allah upaya menegakkan dan mengembalikan peradabanIslam, maka bangunan ilmu harus ditegakkan. Karena ilmu bisadijadikan alat yang sangat halus dan tajam bagi menyebarluaskancara dan pandangan hidup sesuatu Sebabnya, ilmubukan bebas-nilai value-free, tetapi sarat nilai value-laden.4 Di manaupaya tersebut adalah dengan mengerahkan kembali pemikiran ataupola pikir manusia agar sejalan dengan prinsip-prinsip dalam membangun peradaban Islam bukanlah dengan upaya pem-1 Akibat krisisnya ilmu dalam Islam karena hegemoni peradaban Barat yangdidominasi oleh pandangan hidup saintifik scientific worldview telah membawa dampaknegatif terhadap peradaban lainnya, khususnya dalam bidang epistemologi. Akhirnyamuncullah Westernisasi ilmu yang menghasilkan kebingungan dan skeptisisme. LihatSyed Muhammad Naquib al-Attas, Islam and Secularism, Kuala Lumpur ISTAC, EdisiKedua, 1993, Badiuzzaman Said Nursi, al-Lama’at, Terj. Ihsan Qosim al-Sholihi, Kairo Da>rSoezler Publisher, Cet. 6, 2011, Syed Muhammad Naquib al-Attas, Risalah Untuk Kaum Muslimin, Kuala LumpurISTAC, 2001, Syed Muhammad Naquib al-Attas, Islam and Secularism, 134. Konsep Ilmu dalam Islam 225Vol. 13, No. 2, September 2015bangunan prasarana fisik yang diberi label Islam, tetapi ia adalahmembangun kembali pola berpikir umat hal ini, akan dibahas tentang konsep ilmu dalam Islamyang menjadi bagian dari worldview atau pandangan hidup ini mempunyai ciri khas tersendiri yang menjadikannyaberbeda dengan konsep-konsep dalam peradaban lain. Dalamdunia filsafat, ko nsep ini dise but dengan epistemologi. Iamerupakan salah satu cabang filsafat yang menjadi dasar daripencarian cabang lainnya, yaitu ontologi5 dan dan Konsep Awal IlmuIlmu atau dalam bahasa Arab disebut dengan ilm yangbermakna pengetahuan merupakan derivasi dari kata kerja alimayang bermakna Secara etimologi, ilmu berasal dariakar kata ain-lam-mim yang diambil dari perkataan ala>mah, yaituma’rifah pengenalan, syu’u>r kesadaran, tadzakkur pengingat,fahm dan fiqh pengertian dan pemahaman, aql intelektual,dira>yah dan riwa>yah perkenalan, pengetahuan, narasi, h}ikmahkearifan, ala>mah lambang, tanda atau indikasi yang dengansesuatu atau seseorang m menjelaska n ilmu secara terminologi, al-Attasmenggunakan dua definisi; pertama, ilmu sebagai sesuatu yangberasal dari Allah SWT, bisa dikatakan bahwa ilmu adalahdatangnya h}us}u>l makna sesuatu atau objek ilmu ke dalam jiwapencari ilmu; dan kedua, sebagai sesuatu yang diterima oleh jiwayang aktif dan kreatif, ilmu bisa diartikan sebagai datangnya jiwawus}u>l pada makna sesuatu atau objek Hal ini berimplikasi5 Ontologi adalah studi filosofis tentang hakikat ilmu, eksistensi, atau kenyataanseperti itu, serta menjadi kategori dasar dan hubungan Aksiologi adalah satu cabang filsafat yang menyelidiki hakikat nilai. LihatMuhammad Muslih, Pengantar Ilmu Filsafat, Ponorogo Darussalam University Press,Cet 1, 2008, Majma’ al-Lughah al-’Arabiyyah, al-Mu’jam al-Wasi>t}, Istanbul Da>r al-Da’wah,1990, Wan Mohd. Nor Wan Daud, Filsafat dan Praktik Pendidikan Islam Syed al-Attas, terj. Hamid Fahmy, dkk, Bandung Mizan, 2003, 144. Lihat juga AbdulHamid Rajih al-Kurdi, Naz}ariyyah al-Ma’rifah baina al-Qur’a>n wa al-Falsafah, RiyadhMaktab Muayyad wa al-Ma’had al-Ami>, Syed Muhammad Naquib al-Attas, Prolegomena to the Metaphysics of Islam anExposition of the Fundamental Elements of the Worldview of Islam, Kuala Lumpur ISTAC,2001, 14. Lihat juga di Syed Mohd. Naquib al-Attas, Konsep Pendidikan dalam Islam, Bagir, Bandung Mizan, 1984, 43. Achmad Reza Hutama al-Faruqi226Jurnal KALIMAHbahwa ilmu mencakup semua hal. Selanjutnya al-Attas menjelas-kan bahwa kedatangan yang dimaksud adalah proses yang di satupihak memerlukan mental yang aktif dan persiapan spiritual dipihak pencari ilmu, dan di pihak lain keridaan serta kasih sayangAllah SWT sebagai Zat yang memberikan ilmu. Definisi inimengisyaratkan bahwa pencapaian ilmu dan pemikiran, yang jugadisebut proses perjalanan jiwa pada makna, adalah sebuah Khaldun memilah ilmu atas dua macam, yaitu ilmunaqliyah ilmu yang berdasarkan pada otoritas atau ada yangmenyebutnya ilmu-ilmu tradisional dan ilmu aqliyah ilmu yangberdasarkan akal atau dalil rasional. Termasuk yang pertamaadalah ilmu-ilmu al-Qur’an, hadits, tafsir, ilmu kalam, tasawuf, danta’bi>r al-ru’yah. Sedangkan yang kedua adalah filsafat metafisika,matematika, dan fisika, dengan macam-macam mengklasifikasikan ilmu berdasarkan hakikat yanginheren dalam keragamaan ilmu manusia dan cara-cara yangmereka tempuh untuk memperoleh dan menganggap kategorisasiini sebagai bentuk keadilan dalam menempatkan ilmu pengetahuansebagai objek dan manusia sebagai subjek. Dalam klasifikasinya,al-Attas membagi ilmu dalam dua bagian, yaitu ilmu iluminasima’rifah dan ilmu sains. Dalam bahasa Melayu yang pertamadisebut dengan ilmu pengenalan dan yang kedua disebut denganilmu lam konteks ini, ilmu pengetahuan jenis pertamadikategorikan sebagai ilmu fardu ain yang bisa dan harus dipelajarioleh setiap umat Islam. Sedangkan kategori kedua berkaitan denganfisik dan objek-objek yang berhubungan dengannya, yang bisadicapai melalui penggunaan daya intelektual dan jasmaniah. Iabersifat fardu kifayah dalam pembagian di atas, disimpulkan bahwa ilmu dalamIslam tidak hanya meliputi ilmu-ilmu akidah dan syariah kedua ilmu tersebut, kita masih berkewajiban untuk me-nuntut ilmu lainnya. Bisa dikatakan bahwa dengan ilmu syar’iyyah10 Syed Mohd. Naquib al-Attas, Islam and the Philosophy of Science, Kuala LumpurISTAC, 1989, Mulyadhi Kartanegara, Integrasi Ilmu, Sebuah Rekonstruksi Holistik, BandungMizan, 2005, Syed Muhammad Naquib al-Attas, Risalah..., Wan Mohd. Nor Wan Daud, Filsafat dan Praktik..., 154-158. Konsep Ilmu dalam Islam 227Vol. 13, No. 2, September 2015kita akan mempelajari tanda Allah dari ayat qauliyyah yang bisadisebut dengan zikir, sedangkan dengan ilmu ghair syar’iyyah, kitaakan mempelajari ayat kauniyyah Allah yang terbentang pada jagatraya ini, yang disebut dengan tafakur. Dalam hal ini, kita bisamenelaah bahwa dua aktivitas ini merupakan implementasi dariayat al-Qur’an Surah Ali Imran [3] ayat 190-191, dengan nati>jahbuah penerimaan amal oleh Allah bagi para Iqbal pernah menyatakan bahwa alam tak lainadalah medan kreativitas Allah. Karena bagi siapapun yang telitimengadakan kajian terhadap cara Allah bekerja, maka akanmenambah iman para pelakunya. Bukan malah sebaliknya, sepertiyang sering terjadi di Barat, di mana Tuhan malah disingkirkandari arena penelitian Karena ilmu menempati keduduk-an yang sangat penting dalam ajaran Islam. Hal ini terlihat daribanyaknya ayat al-Qur’an yang memandang orang berilmu dalamposisi yang tinggi dan mulia, di samping itu hadis-hadis nabi jugabanyak memberi dorongan bagi umatnya untuk terus menuntutilmu. Pengulangan kata ilmu dengan berbagai derivasinya jugamenempati posisi kedua setelah kata Maka di sinilah letakintegrasi antara ilmu fisik empiris dengan IlmuDalam Islam terdapat dua alam yang disebutkan dalam al-Qur’an, yaitu alam non-fisik alam al-ghayb dan alam fisik atauyang tampak alam al-syaha>dah. Dalam menjelaskan objek ilmupe ngetahuan, para fi lsuf Muslim memberikan penjelasa nmengenai objek-objek ilmu pengetahuan sesuai dengan status14 M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an, Tafsir Maudhu’i atas Berbagai PersoalanUmat, Bandung Mizan, Cet. XIII, 2003, Mulyadhi Kartanegara, Gerbang Kearifan, Sebuah Pengantar Filsafat Islam, JakartaLentera Hati, 2006, Yusuf al-Qardhawi menyatakan kata ’ilm dalam al-Qur’an sebagai kata kerja tertulis188 kali dengan berbagai bentuknya, sebagai kata sifat ’ali>m 140 kali, dan kata ’ilm secaranakirah dan ma’rifah sebanyak 80 kali. Lihat Yusuf al-Qardhawi, al-Qur’an Berbicara tentangAkal dan Ilmu Pengetahuan, Terj. Abdul Hayyi al-Kattani, Jakarta Gema Insani Press,2001, 87. M. Qurash Shihab menyebutkan bahwa kata ilm dengan berbagai bentuknya didalam al-Qur’an terulang sebanyak 854 kali. Lihat di M. Qurash Shihab, Wawasan al-Qur’an Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat, Bandung Mizan, 1996, 434. Al-Attas sendiri menegaskan bahwa pengulangan kata ilm di dalam al-Qur’an tersebut lebihdari 800 kali. Lihat di Syed Muhammad Naquib al-Attas, Dilema Kaum Muslimin, Wahdi Hasi dan Mochtar Zoerni, Surabaya PT. Bina Ilmu, 1986, 73. Achmad Reza Hutama al-Faruqi228Jurnal KALIMAHontologisnya. Selama ini para filsuf Barat hanya mengakuikeberadaan objek yang memiliki status ontologis yang jelas danmateril, yakni objek-objek fisik. Berbeda dengan para filsuf Muslimyang mempunyai pandangan bahwa entitas yang ada tidak hanyaterbatas pada dunia fisik saja, tetapi juga pada entitas non-fisik,seperti konsep-konsep mental dan metafisika. Meskipun al-Qur’anmenyebutkan perbedaaan antara alam fisik dan metafisik, namunkeduanya tidak dapat dipisahkan yang satu dengan lainnya. Karenatujuan mempelajari alam fisik adalah menunjukkan ilmu tentangalam 7Manusia diberkahi qalb atau hati yang dapat menerimapengalaman tentang alam metafisik. Mengetahui alam metafisikini tidak dapat dilakukan secara langsung namun harus melaluiperantara wahyu. Ilmu tanpa bimbingan wahyu hanya akanmenyebabkan kerusakan. Oleh karena itu, ilmu dalam Islam tidakbisa terlepas dari wahyu sebagaimana dinyatakan dalam Surah al-Alaq [96] 5 bahwa “Dia Allah SWT mengajarkan kepada manusiaapa yang tidak diketahuinya.”Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa objek ilmudalam Islam tidak semata berkaitan dengan objek fisik atau yangtampak pada indra dan akal manusia. Namun ia mencakup objekfisik dan metafisik. Oleh karena itu, kebenaran ilmu kebenaranilmu atau hal-hal yang mengandung nilai ilmiah dalam Islam, tidakhanya yang bisa diverifikasi atau difalsifikasi oleh fakta empirisdan dirasionalkan melalui eksperimen atau logika menegaskan bahwa semua ilmu datang dari Allah ilmu pengetahuan yang telah diberikan oleh para ahlifilsafat, pakar, dan orang bijaksana, khususnya para ahli sufi dapatditerima seperti al-Farabi, Ibnu Sina, Ibnu Hazm, Imam al-Ghazali,dan al-Suyuti. Al-Attas juga mengakui kebenaran klasifikasi ilmuyang mereka Pada hakikatnya terdapat kesatuan di balikhierarki semua ilmu pengetahuan dalam kaitannya denganpendidikan seorang Muslim. Ilmu dapat dikategorikan berdasarkankeragaman ilmu manusia dan cara-cara yang ditempuh merekauntuk memperolehnya dan pengategorian tertentu itu melambang-17 Adian Husaini, Filsafat Ilmu Perspektif Barat dan Islam, Jakarta Gema InsaniPress, 2013, Syed Muhammad Naquib al-Attas, The Concept of Education in Islam, PetalingJaya ABIM, 1980, 44. Konsep Ilmu dalam Islam 229Vol. 13, No. 2, September 2015kan usaha manusia untuk melakukan keadilan terhadap setiapbidang ilmu Ilmu dan Cara MemperolehnyaSudah disinggung di awal, bahwa objek ilmu dalam Islamtidak hanya terbatas pada kajian fisik empiris saja, yang hal initentunya berbeda dengan epistemologi Barat Modern. Hal iniberimplikasi pada sumber atau saluran dari ilmu dalam Islam yangmempunyai perbedaan signifikan dengan epistemologi Barat hanya mengakui indra dan rasio, spekulasi filosofisdalam epistemologinya, maka dalam pandangan filsuf Muslim,ilmu yang datang dari Tuhan dapat diperoleh melalui 3 cara indrayang sehat, laporan yang benar, dan indra yang sehat h}awa>s sali>mah terdiri dari duabagian, yaitu panca indra eksternal dan internal. Panca indraeksternal terdiri dari peraba touch, perasa taste, pencium smell,pendengaran hearing, dan penglihatan sight. Sedangkan pancaindra internal adalah akal sehat common sense/ al-h}iss al-musytarak,indra representatif al-khaya>liyyah, indra estimatif al-wahmiyyah,indra retentif rekolektif al-h}a>fiz}ah al-s}a>diq, dan indra imajinatifal-mutakhayyilah.20Kedua, laporan yang benar al-khabar al-s}a>diq berdasarkanotoritas yang terbagi menjadi dua, yaitu otoritas mutlak, yaitu yangdibawa oleh Nabi SAW berdasarkan wahyu dari al-Qur’an danHadis Rasulullah Contoh dari otoritas mutlak adalah sepertiotoritas ketuhanan, al-Qur’an, otoritas kenabian, serta otoritas nisbi,yaitu kesepakatan alim ulama dan kabar dari orang-orang yangterpercaya secara Ketiga, intelek, yang terdiri dari duabagian, yaitu akal sehat sound reason/ ratio, dan ilham intuition.23Sebagai penjelasan bahwa Islam tidak pernah mengecilkanperanan indra, yang dasarnya merupakan saluran yang sangatpenting dalam pencapaian ilmu pengetahuan mengenai realitasempiris. Dalam hal ini metode yang bersangkutan dengan indra19 Syed Muhammad Naquib al-Attas, Islam and Secularism, Syed Muhammad Naquib al-Attas, Prolegomena
, Syed Muhammad Naquib al-Attas, Islam and The Philosophy..., Adi Setia, “Epistemologi Islam menurut al-Attas, Satu Uraian Ringkas”, dalamIslamia, Tahun 1 No. 6, September 2005, Ibid. Achmad Reza Hutama al-Faruqi230Jurnal KALIMAHdisebut dengan tajribi eksperimen atau observasi bagi objek-objek fisik mah}su>sa>t.24 Metode observasi ini biasanya mengguna-kan sumber pengetahuan panca indra. Namun, terkadang indratidak akurat dalam memperoleh pengetahuan. Demikian pulapikiran, sebagai aspek intelek manusia, ia merupakan saluranpenting yang dengannya diperoleh ilmu pengetahuan mengenaisesuatu yang jelas, yaitu perkara-perkara yang bisa dipahami dandikuasai oleh akal, dan mengenai sesuatu yang bisa dicerap denganindra. Akal bukan hanya rasio, ia adalah mental metode ketiga adalah intuisi atau yang disebutdengan irfa>ni atau dzauqi. Metode ini adalah langsung dari Tuhantidak melalui perantara, sehingga disebut dengan muka>syafahlangsung oleh Tuhan ke dalam hati manusia tentang rahasia-rahasiadari realitas yang ada. Dalam hal ini, para filsuf dan sufi menyebutmetode ini dengan ilm h}ud}u>ri. Di sini objek yang diteliti dikatakanhadir dalam diri atau jiwa seseorang sehingga telah terjadi kesatuanantara subjek dan Metode ini dipengaruhi oleh pemikirancendekiawan sufi. Iqbal menganggap bahwa intuisi sebagaipengalaman yang unik, lebih tinggi daripada persepsi dan pikiran,yang menghasilkan ilmu pengetahuan al-Attas, meskipun pengalaman intuitif ini tidakbisa dikomunikasikan, tetapi pemahaman mengenai kandungan-nya atau ilmu pengetahuan yang dihasilkannya bisa ditrans-formasikan. Intuisi ini terdiri dari berbagai tingkat, yang terendahadalah yang dialami oleh para ilmuwan dan sarjana dalampenemuan-penemuan mereka dan yang tertinggi dialami oleh paranabi. Menurut Iqbal, dari intuisi mengenai sesuatu yang ada diluar dirinya, akhirnya bisa mengalami intuisi mengenai buah pa ndangan yang d isepakati oleh al-At tas karenakesesuaiannya dengan hadis Nabi SAW, “Siapa yang mengenaldirinya, maka ia mengetahui Tuhannya”.27Hubungan Sains, Filsafat, dan Agama Banyak sumber yang bisa dibaca untuk menelusuri hubung-an antara sains, filsafat, dan agama. Bahkan, saat ini sedang marak24 Mulyadhi Kartanegara, Integrasi Ilmu..., Wan Mohd. Nor Wan Daud, Filsafat dan Praktik..., Mulyadhi Kartanegara, Integrasi Ilmu..., Wan Mohd. Nor Wan Daud, Filsafat dan Praktik..., 160. Konsep Ilmu dalam Islam 231Vol. 13, No. 2, September 2015diperbincangkan masalah keterkaitan dan hubungan antara ketigahal di atas, baik itu oleh ilmuwan Islam, maupun Barat. Hal inidikarenakan adanya berbagai krisis multi dimensional yang diakibat-kan hegemoni sains modern Barat yang menjadikan sains hanyameliputi dunia fisik dan alam raya ini. Dengan keangkuhannya, sainsmodern telah memperlakukan alam dengan semena-mena, danagama telah Maka ada kecenderungan masa kini untukmenemukan solusi bagi krisis tersebut dengan kembali mem-pertanyakan hubungan antara sains, filsafat, dan ditelusuri, pada awalnya antara ketiga hal di atas bersatudalam satu kesatuan, yaitu ilmu pengetahuan. Dalam hal ini, IbnuKhaldun mengemukakan bahwa ilmu yang terdiri dari dua bagian,ya itu aqliyyah dan naqliyyah, me rupakan kesatuan ya ngbersumber pada yang satu. Keduanya menyingkap berbagai ayatatau tanda keberadaan-Nya. Para ilmuwan Muslim terdahulu,seperti Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, al-Ghazali, Fakhruddin al-Razi,Nashiruddin al-Thusi, dan lainnya juga tidak pernah memper-masalahkan ketiganya pada level pertentangan. Bahkan tidak jarangketika hal tersebut bersatu pada satu sosok ilmuwan antarketiganya mulai muncul pada abadpertengahan, yaitu seiring dengan munculnya gerakan moderni-sasi yang terjadi di dunia Barat. Era Modern ini ditandai denganpandangan hidup yang saintifik dengan warna sekularisme,rasionalisme, empirisme, cara berfikir dikotomis, desakralisasi,pragmatisme, dan penafian kebenaran metafisis agama.Selain itu, modernisme yang terkadang disebut juga denganwesternisme membawa serta paham nasionalisme, kapitalisme,humanisme, liberalisme, sekularisme, dan sejenisnya. Pada masaini, paradigma mulai dihancurkan oleh posmodernisme denganmelahirkan paham-paham baru seperti nihilisme, relativisme,pluralisme, dan persamaan gender dan umumnya anti pada kenyataannya, posmodernisme hanya merupakankelanjutan dari paradigma modernisme itu sendiri, karena masihmempertahankan paham liberalisme, rasionalisme, dan Seperti yang dijelaskan oleh para filsuf postivisme bahwa agama adalah tidakada artinya dan tidak berguna. Lihat Mahmud Utsman, al-Fikr al-Ma>di>al-H{adi>ts waMawqif al-Isla>m Minhu, Kairo Da>r al-Isla>miyyah, Cet. 2, 1984, Hamid Fahmy Zarkasyi, “Agama dalam Pemikiran Barat Moder n danPostmodern”, dalam Islamia, Tahun 1 No 4, Januari 2004. Achmad Reza Hutama al-Faruqi232Jurnal KALIMAHDampak dari paham, aliran, dan pemikiran yang dibawamodernisme dan posmodernisme terhadap ilmu pengetahuansangatlah besar. Nilai-nilai yang berhubungan dengan metafisika30dilepaskan dan hanya mengakui realitas Lebih jauh lagiposmodernisme menganggap metafisika secara peyoratif sebagaiilmu yang membahas tentang kesalahan manusia yang funda-mental. Ini adalah preposisi logis dari paham nihilisme. Serangandoktrin nihilisme terhadap metafisika ini menunjukkan denganjelas serangan terhadap agama sebagai asas bagi yang perlu digarisbawahi adalah semua pandanganini merupakan hasil dari sebuah pandangan hidup worldview ini adalah sebuah tafsiran atas sains atau seringdisebut saintisme. Dalam menghadapi tantangan ini beberapailmuwan Muslim mencoba merumuskan teori-teori sebagai solusidari permasalahan ini. Dari padanya terciptalah sebuah konseptentang “Islamisasi sains modern” yang digalakkan oleh sejumlahilmuwan Muslim, seperti Syed Mohammad Naquib al-Attas, IsmailRaji al-Faruqi, Osman Bakar, dan Ziauddin Sardar. Islamisasi Sainsmodern merupakan proses integrasi antara sains dan agama, dalamhal ini adalah agama definisinya, Syed Mohammad Naquib al-Attasmenjelaskan bahwa Islamisasi adalah pembebasan manusia daritradisi magis, mitologis, animistis, kultur nasional yang ber-tentangan dengan Islam, dan dari belenggu paham sekularismeterhadap pemikiran dan bahasa. Ia juga merupakan pembebasandari kontrol dorongan fisiknya yang cenderung sekuler dan tidakadil terhadap hakikat diri atau jiwanya, sebab manusia dalam wujudfisiknya cenderung lupa terhadap hakikat dirinya yang sebenarnya,menjadi bodoh akan tujuan yang sebenarnya dan berbuat baikadil Nursi juga menyatakan bahwa kebanyakan manusiaterjatuh dalam kegelapan karena tidak memikirkan akhirat, tidak30 Sebuah cabang tertua dari filsafat, yang umurnya sama dengan umurnya filsafatitu sendiri. Yang cabangnya adalah teologi, kosmologi, dan antropologi. Jadi Metafisikayang dimaksud adalah pengetahuan spekulatif-filosofis tentang hakikat realitas, di manapengetahuan itu dimaksudkan sebagai menjangkau sesuatu di balik fisik. Lihat MuhammadMuslih, Pengantar Ilmu Filsafat, Ismail Fajrie, Sungai Tak Bermuara, Konsep Ilmu dalam Islam, Jakarta DiwanPublishing, 2006, Hamid Fahmy Zarkasyi, “Agama dalam...,” SM. Al-Attas, Islam and Secularism, 42-43. Konsep Ilmu dalam Islam 233Vol. 13, No. 2, September 2015mempunyai iman kepada Allah, sangat cinta terhadap dunia, dantidak bisa membatasi kebebasan dalam dirinya Sehinggamunculnya ilmu pengetahuan Barat berdasarkan pada akal rasiosaja tanpa mengambil yang metafisis. Maka dari itu bisa kita ambilke simpulan bahwa pandan gan Nursi tentang proses ilmupengetahuan harus didasari dengan keimanan kepada definisi lain, seperti Ismail Raji al-Faruqi menjelaskanbahwa Islamisasi sains adalah upaya mengislamkan disiplin-disiplinilmu modern dalam wawasan Islam. Dengan kata lain, al-Faruqiingin agar para cedekiawan Islam meletakkan upaya integrasipengetahuan-pengetahuan modern ke dalam keutuhan warisanIslam dengan melakukan eliminasi, perubahan, penafsirankembali, dan penyesuaian terhadap komponen-komponennyasebaga worldview Islam serta menetapkan nilai-nilainya. Padatataran praktisnya, upaya Islamisasi sains ini mesti dibuktikandengan menghasilkan buku-buku pegangan di perguruan tinggidan sekolah-sekolah dengan menuangkan kembali disiplin ilmumodern berwawasan Para ilmuwan tersebut mencobauntuk menghadirkan solusi yang tepat terhadap permasalahan yangterjadi dalam dunia sains yang telah mengalami perubahan akibatpersentuhannya dengan nilai-nilai yang dianggap bertentangandengan nilai ilmu dalam Islam sangatlah berbeda dengan konsepilmu Barat. Objek ilmu dalam Islam tidak hanya bersifat empirik,tapi juga metafisik. Sumber ilmu dalam Islam juga berbeda denganepistemologi Barat. Jika Barat hanya mengakui indra dan rasio,maka dalam pandangan Muslim, ilmu datang dari Tuhan yangdiperoleh melalui indra sehat, khabar s}a>diq, dan intuisi. Hasil darikeilmuannya juga lain. Ilmu dalam Islam bisa mengantarkankepada kebenaran mutlak, sedangkan Barat hasil dari pada ilmuadalah relatif. Dari tradisi keilmuan Barat inilah lahir sekularisme,rasionalisme, empirisme, cara berfikir dikotomis, desakralisasi,pragmatisme, penafikan kebenaran metafisis agama, kapitalisme,34 Badiuzzaman Said Nursi, al-Kalima>t, Terj. Ihsan Qosim al-Sholihi, Kairo Da>rSoezler Publisher, Cet. 6, 2011, Lebih mendalam lagi, silahkan baca Ismail Raji al-Faruqi, Islamisasi Pengetahuan,Terj. Anas Mahyudin, Bandung Penerbit Pustaka, 1995. Achmad Reza Hutama al-Faruqi234Jurnal KALIMAHhumanisme, liberalisme, dan sejenisnya. Apalagi ketika munculposmodernisme yang memaksakan seseorang kepada paham-paham baru seperti nihilisme, relativisme, pluralisme, danpersamaan gender feminisme yang umumnya anti karena itu, hendaknya seorang Muslim berpegang teguhkepada tradisi keilmuan Islam dan tidak silau dengan tradisikeilmuan Barat walaupun secara zahir terlihat lebih menarik.[]Daftar PustakaAl-Attas, Syed Muhammad Naquib. 1993. Islam and Lumpur ISTAC. Edisi 1989. Islam and the Philosophy of Science. Kuala Lumpur 2001. Prolegomena to the Metaphysics of Islam an Expositionof the Fundamental Elements of the Worldview of Islam. KualaLumpur 2001. Risalah Untuk Kaum Muslimin. Kuala Lumpur 1980. The Concept of Education in Islam. Petaling Jaya Ismail Raji. 1995. Islamisasi Pengetahuan. Terj. AnasMahyudin. Bandung Penerbit Adian. 2013. Filsafat Ilmu Perspektif Barat dan Gema Insani Mulyadhi. 2005. Integrasi Ilmu, Sebuah RekonstruksiHolistik. Bandung 2006. Gerbang Kearifan, Sebuah Pengantar Filsafat Lentera Muhammad. 2008. Pengantar Ilmu Filsafat. PonorogoDarussalam University Press. Cet Badiuzzaman Said. 2011. Al-Lama’a>t. Terj. Ihsan Qosim al-Sholihi. Kairo Da>r Soezler Publisher. Cet 2011. Al-Kalima>t. Terj. Ihsan Qosim al-Sholihi. Kairo Da>rSoezler Publisher. Cet. M. Quraish. 2003. Wawasan al-Qur’an, Tafsir Maudhu’iatas Berbagai Persoalan Umat. Bandung Mizan. Cet. Daud, Wan Mohd. Nor. 2003. Filsafat dan Praktik PendidikanIslam Syed Mohd. Naquib al-Attas, Terj. Hamid Fahmy, Hamid Fahmy. 2004. “Agama dalam Pemikiran BaratModern dan Postmodern”, dalam Islamia, Tahun 1 No 4. ... This is because GPI is less exposed to science and humanities subjects, and they are less inclined to link the creed of monotheism with scientific and technological activities. As a result, the teaching delivered is not understood as a comprehensive philosophy of life Al-Faruqi, 2015. ...Fadzila Binti RahmanMohd Aderi Che NohIntegration of Al-Quran and Science PIQS was introduced as a hub for enriching students' monotheism elements and playing a role in implementing the Higher Level Thinking Skills KBAT element. This study aims to identify the effectiveness of the PIQS approach on the achievement of KBAT and student perceptions in the field of faith. This study was carried out in four high schools in the Asajaya area, and a total of 80 second-year students were sampled for the study. This study uses a quasi-experimental design Quasi-Experimental Design. The instruments used are pre-test and post-test, which consist of 10 subjective questions to measure students' KBAT in the field of faith. In addition, probing questions were used to measure students' perceptions of the approach used between the control and experimental groups. A total of 40 students in the control group were taught using conventional methods, while 40 students in the experimental group were exposed to the PIQS approach. Data collection for pre and post exams was analyzed using the Statistical Package for the Social Science SPSS version program. The study results were analyzed using an independent sample t-test to see if there was a significant difference in students' minimum KBAT achievement between the experimental group and the control group in the pre and post exams based on two different approaches in learning the field of faith. The study results show that the minimum post-test achievement for the treatment group is higher than the control group, which is and the difference between the two is points. The investigation results also show that the minimum perception of the PIQS approach is high, which is compared to the minimum perception of the traditional approach of This study implies that it allows students to understand and explore the field of faith more clearly and can indirectly increase students' KBAT levels. Amir Reza KusumaAbstrak Tauhid sebagai landasan dan pijakan pengembangan budaya keilmuan dapat dilacak pada terbentuknya geneologinya konsepsi tentang Tuhan dalam pengertian yang spesifik. Pengetahuan tentang hubungan antara Tuhan dan dunia, antara pencipta dan ciptaan, atau antara prinsip Ilahi dengan manifestasi kosmik, merupakan basis paling fundamental dari kesatuan antara sains dan pengetahuan spiritual. Itulah sebabnya Al-Qur'an kemudian berperan sebagai sumber inteleketualitas dan spiritualitas Islam. selain itu juga berfungsi sebagai basis bukan hanya bagi agama dan pengetahuan spiritual, tetapi bagi semua jenis pengetahuan, sumber utama inspirasi pandangan Muslim tentang keterpaduan sains dan pengetahuan spiritual. Gagasan keterpaduan ini bahkan merupakan konsekuensi dari gagasan keterpaduan semua jenis pengetahuan, namun problem umat saat ini banyak yang berpendapat bahwa dualism menjadi jalan untuk meraih kemajuan seperti yang ada di Barat. Seperti yang dipraktikan di dalam kegiatan masyarakat dan pendidikan sekolah Kata kunci Tauhid, Budaya Masyarakat INSTITUT AGAMA ISLAM PANGERAN DIPONEGORO NGANJUK Bachrul Ulum UlumEfforts to secularize knowledge by the West aroused intellectual fervor among Muslims. Muslims feel aggrieved by the ideology promoted by the West. In their efforts to counteract the secularization of knowledge, Muslims try to make Islam a scientific paradigm. So the idea of Islamization of science and Islam as a science was raised by Muslim scholars. The two ideas have different concepts. The Islamization of science seeks to dig from context to text, while Islam as a science departs from text to context. Despite their different methods, the two of them are an attempt to Islamic Arroisi Novita SariIn facing life and life, the problem that mankind always feels is the two choices between happiness and misery. A person who always thinks acts, and behaves positively can certainly achieve positive results and get a sense of happiness. However, not a few people behave and behave negatively expecting positive results and wish to achieve a sense of happiness. Instantaneous motivational trends like these are evidence that between reality and hope is often not linear. This text aims to explore the happy ideas of Naquib al-Attas's perspective. By using the analytical descriptive method, this study found several important conclusions. First, al-Attas divides the happy aspect into two types, namely the aspect of physical and spiritual happiness. Second, for al-Attas, the highest level of happiness is the level of someone who knows himself or makrifatullah. Third, this highest happiness according to al-Attas cannot possibly be achieved by people who always emphasize the material aspects of their life, without knowing themselves, as is the case in modern-secular Western societies. Mulyadhi KartanegaraThe dichotomy between religious and secular sciences, as conceptualized and practiced now is quite disturbing since it leads to an irreconcilable separation between the two. Even it tends to reject the validity of each other scientific statuses, by employing radically different methods in term of type and procedure. So rigid there is separation that it seems that the two groups of knowledge cannot be united, and should be treated distinctively by using different methods and procedures. Even so, we see that in the integrated and holistic system of knowledge, such a separation can still be bridged by searching and finding a common basis for the integration of the and the Philosophy of Science_____. 1989. Islam and the Philosophy of Science. Kuala Lumpur dan Praktik Pendidikan Islam Syed Mohd. Naquib al-Attas, TerjWan DaudWan MohdWan Daud, Wan Mohd. Nor. 2003. Filsafat dan Praktik Pendidikan Islam Syed Mohd. Naquib al-Attas, Terj. Hamid Fahmy, dkk. Bandung dalam Pemikiran Barat Modern dan PostmodernHamid ZarkasyiFahmyZarkasyi, Hamid Fahmy. 2004. "Agama dalam Pemikiran Barat Modern dan Postmodern", dalam Islamia, Tahun 1 No Wahdi Hasi Dan MochtarZoerniAnwar Wahdi Hasi dan Mochtar Zoerni, Surabaya PT. Bina Ilmu, 1986, MuslihMuslih, Muhammad. 2008. Pengantar Ilmu Filsafat. Ponorogo Darussalam University Press. Cet ariyyah al-Ma'rifah baina al-Qur'a> n wa al-Falsafah, Riyadh Maktab Muayyad wa al-Ma'had al-'A mi> , 33. 9 Syed Muhammad Naquib al-Attas, Prolegomena to the Metaphysics of Islam an Exposition of the Fundamental Elements of the Worldview of IslamHamid Naquib Al-AttasFahmyNaquib al-Attas, terj. Hamid Fahmy, dkk, Bandung Mizan, 2003, 144. Lihat juga Abdul Hamid Rajih al-Kurdi, Naz} ariyyah al-Ma'rifah baina al-Qur'a> n wa al-Falsafah, Riyadh Maktab Muayyad wa al-Ma'had al-'A mi>, 33. 9 Syed Muhammad Naquib al-Attas, Prolegomena to the Metaphysics of Islam an Exposition of the Fundamental Elements of the Worldview of Islam, Kuala Lumpur ISTAC, 2001, 14. Lihat juga di Syed Mohd. Naquib al-Attas, Konsep Pendidikan dalam Islam, Terj. Haidar Bagir, Bandung Mizan, 1984, seorang Muslim berpegang teguh kepada tradisi keilmuan Islam dan tidak silau dengan tradisi keilmuan Barat walaupun secara zahir terlihat lebih menarikOleh Karena ItuOleh karena itu, hendaknya seorang Muslim berpegang teguh kepada tradisi keilmuan Islam dan tidak silau dengan tradisi keilmuan Barat walaupun secara zahir terlihat lebih menarik.[]Risalah Untuk Kaum Muslimin_____. 2001. Risalah Untuk Kaum Muslimin. Kuala Lumpur Muhammad Muslih, Pengantar Ilmu Filsafat44. 7 Majma' al-Lughah al-'Arabiyyah, al-Mu'jam al-Wasi> t} , Istanbul Da> r al-Da'wahAksiologi Adalah Satu Cabang Filsafat Yang Menyelidiki Hakikat NilaiAksiologi adalah satu cabang filsafat yang menyelidiki hakikat nilai. Lihat Muhammad Muslih, Pengantar Ilmu Filsafat, Ponorogo Darussalam University Press, Cet 1, 2008,44. 7 Majma' al-Lughah al-'Arabiyyah, al-Mu'jam al-Wasi> t}, Istanbul Da> r al-Da'wah, 1990, 624. 8 Wan Mohd. Nor Wan Daud, Filsafat dan Praktik Pendidikan Islam Syed Mohd.
Terjebakdalam Kegelapan Saat Belajar Ilmu "ngrogo sukmo" Sendirian. Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona. Proyeksiastral. Sebelum beberapa tahun belakangan ini menjadi populer, saya sama sekali tidak mengenal istilah tersebut, apa lagi berbau bahasa asing. Saya hanya mengetahui ‘ngrogo sukmo’ atau melepaskan ruh yang ada
arti sukma dalam islam - Selamat datang di laman kami. Pada saat ini admin akan membahas seputar arti sukma dalam KECANTIKAN DALAM ISLAM YouTube from lainnya dari sukma adalah nyawa. Jiwa dan raga adalah entitas yang berbeda. Lalu kemana ruh pergi saat kita tidur? arti sukma dalam Sukma Dalam IslamMeditasi bersemedi, dzikir membaca doa dalam hati, dan olah nafas. Ini nama spesial, allah sendiri yang berikan. Kadang, dalam rasa yang tak sadar pun, kata sukma perlahan masuk dan menelikung ingatan kita. Nama sukma juga muncul dalam sinetron ob 2006. Apabila tidak ada baterai, hp tidak akan berfungsi karena tidak ada daya. arti sukma dalam bersemedi, dzikir membaca doa dalam hati, dan olah ragasukma adalah teknik melepas sukma keluar dari tubuh fisik yang bisa dilakukan dengan beberapa cara, seperti Data nominal ordinal interval dan data rasio oleh. Menurut para sufi, manusia adalah mahluk allah yang paling sempurna di dunia penjelasan simbol huruf yang ada dalam arti kata sukma terkait, dari berbagai simbol huruf ini semoga bisa mudah untuk dipahami sehingga anda akan lebih mudah dalam mengartikan rogo sukmo menurut islam artinya pemisahan jiwa dan raga. Tetapi hal demikian dаlаm islam tіdаklаh benar. Perlu dikatahui, dalam penguasaan melepas sukma ini banyak sekali orang yang memakai metoda tirakat yang biasanya meminta bantuan perjalanan yang tak terbatas, kata sukma sering masuk di dalam pikiran para ѕufі, manusia аdаlаh mаhluk allah уаng. Apa arti nama sukma untuk anak perempuan dari bahasa indonesia dalam kamus arti nama kamus arti nama bayi dan anak. Bisa diibaratkan kita menggenggam atau menangkap asap dengan tangan kosong, halus, hampir tak lainnya dari sukma adalah dalam bahasa unisex, artinya jiwa. Hal ini juga mungkin saja terjadi dalam segi ilmu pengetahuan. Arti kata sukma adalah dalam berbagai bahasa sukma dalam bahasa jawa, artinya dalam bahasa indonesia, artinya jiwa. Lalu kemana ruh pergi saat kita tidur? Metoda bantuan jin ini jelas tidak bisa dipertanggungjawabkan secara syariat islam karena kita telah berkolaborasi dengan jin yang dilarang allah untuk berhubungan dengan jin baca itulah pembahasan tentang arti sukma dalam islam yang bisa kami sampaikan. Terima kasih sudah pernah berkunjung di website aku. mudah-mudahan tulisan yang beta ulas diatas memberikan manfaat pembaca dengan meluap sendiri yg sudah berkunjung di website ini. kami pamrih dukungan pada, seluruh pihak jatah pelebaran website ini biar lebih baik lagi. Ilmutrawangan sendiri juga disebut ilmu teropong karena digunakan untuk melihat hal hal yang bersifat ghaib.Untuk diketahui ilmu trawangan berbeda dengan rogo sukmo, jika ada yang bilang ilmu terawangan sama dengan ilmu rogo roh sukmo sebaiknya belajar lebih dalam dulu tentang perbedaan keduanya. Ilmu ini bisa Anda pelajari dengan cara 3wRhKu. 196 336 81 337 310 163 70 34 435

ilmu rogo sukmo menurut islam